Reflective Journal

Arina Fauzia Ainani

12301241037

Pend Matematika Sub 2012

 

REFLECTIVE JOURNAL

 

Bismillahirrohmanirrohim.

Sejauh ini saya mengikuti perkuliahan Pendidikan Pancasila dengan Bapak Alif, saya merasa banyak kebaikan yang saya dapat. Dari segi ilmu, materi yang diberikan, hingga motivasi-motivasi yang kadang terselip dalam perkuliahan ini.

Saya menyukai materi-materi yang Pak Alif berikan. Dalam kuliah ini, di samping memberikan teori,  Pak Alif juga memaparkan contoh nyata yang terjadi pada kehidupan sekarang ini.  Karena hanya sedikit dosen yang memberikan materi beserta studi kasusnya. Melalui Pendidikan Pancasila ini, saya mengetahui lebih banyak tentang sisi-sisi tersembunyi terkait soal pemerintah dan negara Indonesia. Tanpa disadari, dalam kuliah ini saya dituntut untuk lebih bisa berpikir kritis dan mau peduli dengan lingkungan sekitar. Apalagi sebagai mahasiswa yang digadang-gadang menjadi agent of change, maka sudah menjadi kewajiban kita semua untuk terus mengikuti dinamika perkembangan yang terjadi di masyarakat.

Pak Alif selalu bisa membawa perkuliahan ke dalam suasana yang santai namun tetap pada tempatnya. Selain materi tentang kehidupan sosial dan Pancasila tersebut, terkadang ada pelajaran berharga yang Pak Alif sampaikan sebagai motivasi kita untuk belajar maupun berinteraksi dengan dunia luar. Awalnya sempat saya berpikir bahwa perkuliahan mata kuliah umum akan seperti sebelum-sebelumnya yaitu biasa saja dan datar. Namun, dalam Pendidikan Pancasila ini saya lebih bersemangat untuk mengikuti kuliah. Mungkin juga karena Pak Alif selalu memberikan materi yang baru dan berbeda di setiap minggunya.

Menurut saya, kuliah Pendidikan Pancasila ini sangat bermanfaat. Tidak hanya untuk sekarang maupun selama berkuliah nanti, tapi juga akan menjadi manfaat untuk menghadapi dunia di luar kampus. Terkait pemahaman baru saya tentang materi kuliah, saya lebih bisa menilai dan menelaah sebuah kebijakan atau berita-berita yang terkait dengan materi Pendidikan Pancasila. Wawasan saya juga semakin luas, karena Pak Alif tidak hanya memberikan materi yang berpatok pada buku saja, namun memberikan video-video tentang apa yang sedang hangat-hangatnya terjadi di masyarakat.

Isi perkuliahan sangat menarik di tiap minggunya. Semua yang saya harapkan bisa saya dapat di perkuliahan ini bisa tercapai. Di perkuliahan ini saya belajar untuk bisa membuka mata saya terhadapan lingkungan sosial. Sebagai mahasiswa di bidang pendidikan, pasti tidak hanya perlu menguasai materi perkuliahan saja tapi juga harus memiliki kekritisan dalam jalur yang baik.

Untuk segi metode pembelajaran, Pak Alif memberikan tugas presentasi untuk setiap kelompok. Ini menunjukkan bahwa dalam perkuliahan tidak monoton hanya Pak Alif saja yang berbicara, tetapi kita juga dilatih untuk bisa mengeluarkan ide dan gagasan terkait dengan materi Pendidikan Pancasila. Sehingga, komunikasi berlangsung dua arah. Menurut saya, Pak Alif seorang dosen yang sangat antusias ketika ada mahasiswa bertanya. Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan dijawab dengan jelas dan runtut, diikuti dengan contoh-contoh konkretnya. Dalam kuliah ini, Pak Alif juga sering menampilkan video-video terkait kasus-kasus yang berhubungan dengan Pancasila pada umumnya. Kemudian video tersebut kami refleksikan kembali, sehingga kami tidak hanya asal menonton saja tetapi juga mengerti apa isi video tersebut. Metode pembelajaran yang diterapkan Pak Alif menyenangkan dan tidak membosankan. Pak Alif juga selalu memiliki inovasi-inovasi baru dalam perkuliahan.

Harapan saya ke depan, semoga apa yang sudah ikuti selama perkuliahan Pendidikan Pancasila dapat bermanfaat untuk saya maupun lingkungan sekitar saya. Saya sangat mengapresiasi dengan apa yang sudah Pak Alif ajarkan. Terima kasih untuk Pak Alif sudah memberikan ilmu yang Insya Allah bermanfaat.

Refleksi Perkuliahan Mata Kuliah Pendidikan pancasila

REFLEKSI PERKULIAHAN

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Oleh : Hernestri Anggraheni

12301241040 – Pendidikan Matematika 2012

 

Dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila selama satu semester ini saya mendapat pengetahuan baru bahwa ternyata kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini sudah terlalu banyak menyimpang dari Pancasila. Akibat kebijakan yang menyimpang itu adalah munculnya kepentingan-kepentingan pribadi diatas kepentingan partai politik dan itu akan sangat mempengaruhi kebijakan yang akan dibuat.

Mempelajari pendidikan Pancasila dengan Bapak Alif selama semester dua ini memberikan pemahaman baru bagi saya tentang siapa saya di negara Indonesia ini. Tentang kedudukan saya sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hak dan kewajiban untuk menjadi warga negara yang baik. Kedudukan saya di Indonesia bukan hanya sebagai warga negara yang hanya bisa menerima apapun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat tetapi sebagai kontrol sosial bagi pemerintahan Indonesia.

Dapat kita ketahui bahwa kebijakan yang ada selama ini menyimpang dari ideologi negara kita. Sebagai contoh adalah penanaman modal asing di Indonesia yang memihak para investor-investor asing. Dan pastinya sangat-sangat merugikan rakyat Indonesia dengan dampak-dampak yang diakibatkan pabrik-pabrik asing.

Contoh lainnya adalah sistem ekonomi Indonesia yang memihak orang-orang besar dengan kata lain memihak orang yang kaya. Dan semakin menindas rakyat kecil. Sistem ekonomi bangsa Indonesia adalah sitem ekonomi Pancasila. Namun Indonesia yang merupakan negara agraris malah meng impor beras, kadang mengalami devisit. Ekonomi pancasila memerlukan pengkajian mengapa pertanian kita melakukan impor beras dan mengalami devisit. Ekonomi pancasila yang berbasis pada rakyat yang tadinya menjadi tulang punggung perekonomian berubah menjadi ekonomi liberal kapitalistik.

Dalam kuliah Pendidikan Pancasila kita jadi lebih mengerti bahwa hukum di negara Indonesia seperti pisau. Tumpul di atasnya, tapi tajam di bawah. Hal tersebut berarti bahwa hukum di negara Indonesia sangat cepat jika memproses rakyat kecil namun sangat lambat jika berhadapan dengan orang-orang besar yang memiliki kekuasaan.

Untuk menjadi warga negara sekaligus menjadi kontrol sosial di Indonesia, kita harus menggunakan hak-hak kita dengan baik dengan tidak melupakan kewajiban kita. Sebagai contohnya kita dapat menggunakan hak memilih kita dengan optimal. Namun, untuk menjadi pemilih yang baik dalam pemilu, kita harus dapat mengenal calon yang akan kita pilih. Mengenal disini maksudnya adalah kita mengerti dengan baik visi misi dari calon yang akan kita pilih. Dan program kerja-program kerja mereka yang sekiranya baik untuk rakyat.

Sebagai kontrol sosial, kita harusnya mampu untuk menjadi kontrol bagi kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah. Dengan harapan kebijakan-kebijakan tersebut tidak menyimpang dari ideologi kita Pancasila.

Perkuliahan Pendidikan Pancasila selama ini membuat saya mengetahui banyak hal yang tidak saya ketahui sebelumnya. Dari mulai kebijakan pemerintah yang banyak menyimpang dari Pancasila. Hingga dari praktek-praktek prostitusi yang tidak kita ketahui sebelumnya yang ternyata begitu mengerikan (menurut saya). Hal-hal seperti ‘university party’ dan sebagainya.  Hal-hal yang tidak kita ketahui bahkan tidak kita bayangkan sebelumnya.

Untuk metode pembelajaran yang digunakan Bapak untuk menyampaikan materi perkuliahan sudah cukup bagus. Dengan menggunakan video-video yang menunjang materi perkuliahan, kami dapat dengan mudah memahami materi, namun untuk metode presentasi sepertinya kurang optimal bagi saya karena penyampaian yang kurang jelas. Untuk materi yang disampaikan saat presentasi mungkin hanya mahasiswa yang mendapat tugas presentasi saja yang benar-benar mengerti isi materi, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa ada sebagian mahasiswa yang menjadi audien yang mengerti isi materi yang disampaikan. Tetapi pak Alif sudah sangat bijak untuk menjadi benteng jika materi yang disampaikan terlalu melenceng dari materi yang diharapkan. Terutama jika sesuatu hal yang dibahas sudah menyinggung SARA. Atau menyinggung pihak-pihak tertentu.

Metode studi kasus yang digunakan Bapak Alif dalam menyampaikan materi cukup baik bagi saya karena menurut saya dengan metode tersebut kita jadi lebih bisa memahami materi, karena masalah yang disuguhkan benar-benar nyata ada dihadapan kita. Dengan begitu, kita dapat mencari solusi terbaik bagi masalah yang sedang kita hadapi.

Sekian refleksi saya, semoga dapat bermanfaat untuk kedepannya. Terimakasih.

Refleksi Perkuliahan Pendidikan Pancasila

Nama   : ERNAWATI

NIM      : 12301241011

Kelas   : Pendidikan Matematika Sub 2012

Refleksi Perkuliahan Pendidikan Pancasila

Assalamu’alaikum wr.wb.

Tidak terasa satu semester telah berlalu. Banyak pengalaman yang telah dilalui, khususnya pengalaman bersama mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kalau boleh jujur, sebelumnya saya tidak begitu senang dengan mata kuliah noneksak. Sebelumnya juga, saya beranggapan jika mata kuliah Pendidikan Pancasila ini hanya akan berlangsung dengan membosankan. Dalam pikiran saya kuliah ini hanya akan diisi dengan presentasi-presentasi dan ceramah mengenai Pancasila.

Pertemuan pertama terasa berbeda. Dosen yang sedikit telat, sempat memunculkan anggapan bahwa dosen yang satu ini kurang disiplin. Tetapi, ternyata anggapan itu salah. Yang lebih membingungkan, nama dosen ini berbeda dengan yang tercantum di jadwal yang telah diedarkan. Ternyata, dosen yang mengampu mata kuliah ini adalah dosen pengganti dari salah satu universitas yang ada di Yogyakarta pula. Dan yang paling mengejutkan adalah ketika melihat bahwa dosen ini dosen muda. Beliau bernama Alif Lukmanul Hakim. Sesuai dengan usianya yang masih muda, dalam mengajar pun beliau terlihat begitu semangat. Bahkan di pertemuan pertama.

Seperti biasa, pertemuan pertama diisi dengan perkenalan. Beliau sempat menjelaskan keterlambatan beliau. Hal itu dikarenakan jalan dari rumah beliau menuju kampus UNY sangatlah ramai, sehingga beliau tidak bisa tepat waktu dalam menghadiri perkuliahan. Tetapi, itu bisa menjadi maklum bagi kami mahasiswa Pendidikan Matematika Subsidi 2012. Karena itu, Pak Alif dan kami mahasiswa PMS (red: Pendidikan Matematika Subsidi) membuat kesepakatan bahwa kuliah dimulai pukul 07.15 WIB.

Kesepakatan lain yang kami buat di hari pertama yaitu perkuliahan selama beberapa hari ke depan akan diisi dengan materi dari beliau, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan presentasi-presentasi dari kami, para mahasiswa mengenai materi Pendidikan Pancasila sendiri.

Dari materi-materi pertama yang dijelaskan oleh Pak Alif, disitu terlihat ternyata saya dan kebanyakan teman saya tercengang dengan penjelasan beliau. Karena apa? Karena dalam penjelasannya, beliau memaparkan semua masalah-masalah yang sedang dan yang akan dialami Indonesia ke depan. Salah satu masalah yang masih saya ingat hingga saat ini adalah masalah di mana Indonesia sebagai negara yang berpotensi untuk menghasilkan kedelai dan garam yang lebih dari negara lain, tetapi pada kenyataannya negara kita malah mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan kedelai dan garam dalam negeri. Tidak hanya itu, beliau mengatakan bahwa impor ini akan mencapai 70% untuk beberapa bulan ke depan. Dan ternyata hal itu terbukti setelah beberapa minggu berlalu. Selain itu, masalah lain yang beberapa waktu lalu masih hangat adalah tentang melonjaknya harga bawang di negeri kita ini. Saya sekelas bersama Pak Alif mencoba menyelidik apa kira-kira penyebab dari masalah-masalah ini. Dan Pak Alif pun lagi-lagi memberikan pencerahan kepada kami. Sesungguhnya masalah-masalah yang terjadi di Indonesia ini berhubungan dengan kebijakan yang telah di ambil pemerintah kita. Kebijakan yang sepertinya hanya berpihak pada orang-orang besar dan juga pada keadaan yang terkini saja, tetapi tidak mempedulikan bagaimana nasib bangsa Indonesia ke depannya. Pertemuan pertama dengan Pak Alif sudah cukup membuka mata kita akan masalah yang sedang ditanggung Indonesia. Hal ini juga sekaligus menghapus konotasi buruk saya terhadap mata kuliah noneksak. Rasanya tidak sabar untuk segera melewati masa-masa kuliah yang selanjutnya agar kita lebih mengerti dan paham akan masalah Indonesia. Satu kalimat yang selalu mengiringi penjelasan dari Pak Alif adalah ‘ minimal kalian tahu tentang masalah Indonesia’. Kalimat itulah yang memberikan motivasi bagi kita untuk mau tahu apa sebenarnya yang sedang ditanggung oleh Indonesia.

Seperti kesepakatan pertama untuk beberapa minggu kedepan perkuliahan masih dikendalikan oleh Pak Alif dengan segala pengetahuannya mengenai masalah Indonesia saat ini.

Setelah beberapa minggu barlalu, kini tiba saatnya giliran kami mahasiswa PMS yang tampil di depan kelas untuk presentasi. Presentasi kami tidak jauh-jauh dari materi Pancasila, yaitu mengenai nilai-nilai Pancasila dan bagaimana implementasinya dalam kehidupan. Tidak hanya presentasi, terkadang kita dipertontonkan film-film yang lagi-lagi berhubungan dengan masalah negeri kita. Salah satu film yang masih saya ingat yaitu film tentang ekonomi kerakyatan. Dan salah satu fakta yang mengejutkan dari film tersebut bahwa perekonomian di Indonesia sangatlah jauh dari kata ekonomi kerakyatan. Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dalam hal perekonomian sepertinya tidak begitu berpihak pada pedagang-pedagang kecil. Lagi-lagi ada yang salah dengan pemerintah kita.

Presentasi dimulai dengan materi pembukaan UUD, selanjutnya adalah presentasi tentang sila-sila pada Pancasila. Tetapi sayang sekali, semakin lama ternyata perkuliah Pendidikan Pancasila semakin siang, alias banyak yang nelat, mungkin sebagian mahasiswa PMS merasa tenang-tenang saja toh dosennya pun sering  datang tidak pada waktunya. Mungkin dengan beberapa alasan, hal ini bisa dibenarkan. Tetapi, untung saja perkuliahan tetap bisa berjalan lancar hingga presentasi terakhir.

Saya pikir seperti itulah gambaran umum dari saya ketika mengikuti kuliah dengan Pak Alif. Metode yang digunakan beliau sudah cukup bagus, karena pada setiap pertemuannya kita selalu dihadapkan dengan masalah-masalah nyata di sekitar kita dan juga masalah besar lainnya yang sedang dialami Indonesia. Tidak hanya itu, selain mencari masalah beliau juga selalu memberikan solusi bagaimana cara untuk meminimalisir masalah-masalah tersebut. Selain itu dengan adanya pembagian kelompok untuk presentasi, kami jadi mempunyai ruang untuk mengekspresikan pendapat kami mengenai Pancasila. Hal ini juga dapat memberikan dampak positif begi mahasiswa untuk membangun rasa kepaercayaan diri dan juga keberanian mengutarakan pendapat. Untuk kedepannya saya harap problem-problem yang sedang dihadapi Indonesia secepatnya bisa ditangani dengan tepat dengan mengacu pada dasar negara kita yaitu Pembukaan UUD 1945 dan Pancasila. Selain itu, semoga setelah berakhirnya perkuliahan ini, berakhir pula acara nelat yang sering dilakukan sebagian mahasiswa PMS.

Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Alif, karena telah banyak memberikan pencerahan kepada kami, sehingga seperti kalimat beliau yang selalu diucapkan di awal pertemuan “minimal kita tahu tentang problem di Indonesia”. Saya juga ingin meminta maaf apabila dalam refleksi perkuliahan Pendidikan Pancasila ini terdapat banyak kesalahan ataupun kata-kata yang tidak berkenaan di hati Bapak, karena kesempurnaan hanyalah, milik Allah SWT, dan kita manusia hanyalah tempatnya kesalahan. Terimakasih sekali lagi saya ucapkan kepada Pak Alif atas pencerahannya.

Refleksi Pendidikan Pancasila (Mega Septiana Ika Rahayu)

Pendidikan Pancasila merupakan proses penanaman nilai-nilai luhur. Pendidikan Pancasila sangat di perlukan dalam kehiupan karena segala sesuatu yang kita lakukan harus berpedoman dengan nilai-nlai pancasila. Pendidikan pancasila mulai dikenalkan dari tingkat sekolah dasar hingga bangku perkuliahan. Adapun pendidikan pancasila itu sendiri sudah mengalami beberapa metamorfosa nama, PKn, PPKn, dan Pendidikan pancasila. Perubahan tersebut sebenarnya bukan menjadi masalah sebab pada dasarnya memiiki tujuan yang sama yaitu untuk menanamkan nilai-nilai luhur sehinnga peserta didik mengerti tentang bagaimana seharusnya bertindak dengan baik.
Memiliki moral dan kepribadian yang baik harus dimiliki oleh setiap individu karena individu merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat merupakan sekumpulan individu yng mendiami suatu bingkai kehidupan. Dalam suatu bingkai kehidupan masyarakat memberikan foto dalam bingkai tersebut. Sebagus apapun bingkai jika gambar dalam foto tersebut bagus maka akan bagus cantik pula bingkai tersebut. Begitu juga sebalikkya apabila bingkai tersebut biasa saja namun dengan gambar yang bagus maka akan menjadi luar biasa bingkai tersebut. Selain itu baik ataupun tidaknya gambar juga tergantung dari tokoh, situasi, dan posenya. Seperti layaknya kehidupan ini memerlukan seorang tokoh yaitu seorang pemimpin yang mampu menjadi seorang teladan bagi rakyatnya. Sebagaimana semboyan bapak pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara ” Ing Ngarso sung Tulodho, ing Madya mangun Karsa , Tutwuri Handayani. ” Sedangkan pose disini diibaratkan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan dari pemikiran pemikiran pemimpin. Sehingga rakyat hanya dijadikan situasi dalam gambar tersebut. Apakah baik ataupun buruk tergantung tokoh yang mengaturnya. Karena semua dikendalikan oleh suatu kebijakan yang ada.
Meskipun pendidikan pancasila bukanlah merupakan satu-satunya langkah untuk menjadikan cantik gambar tersebut akan tetapi setidaknya merupakan langkah awal untuk memperkenalkan kepada masyarakat tentang segelintir nilai-nilai yang fundamen dalam berbangsa dan bernegara.
Sejak usia dini biasanya pendidikan pancasila mulai diperkenalkan melalui lembaga sekolah. Dari usia dini dengan ingatan anak yang tajam diharapkan dengan pengajaran dini tentang pancasila maka akan terjadi internalisasi dalam hati dan fikiran sang anak. Selain itu anak mempunyai jiwa muda sehingga semangat pejuangpun tinggi. Dengan berkembangnya zaman, maka pergantian kepemimpinan juga ikut berganti. Sehingga kebijakan-kebijakan yang dihasilkan juga berubah. Hal ini berdampak pada kebijakan baru yaitu perlu atau tidakya pendidikan pancasila.
Sebagian berpendapat bahwa sebenarnya pendidikan pancasila di sekolah dasar itu tidak penting karena anak belum perlu memikirkan kondisi Negara kita. Hal ini juga akan menghabiskan waktu yang seharusnya waktu untuk mata pelajaran pendidikan pancasila dapat digunakan untuk mata pelajaran lainnya yang lebih penting. Seolah- olah pendidikan pancasila itu tidak penting. Pada dasarnya pendidikan pancasila itu tidak hanya aspek itu saja melainkan dari beberapa aspek. Sebagai contoh aspek yang paling kecil, yaitu tentang pendidikan moral yang harus ditanamkan kepada siswa. Sehingga dengan penanaman moral yang baik maka siswa juga akan terbiasa melakukan sesuatu yang baik.
Namun disisi lain anggapan tentang pendidikan Pancasila itu sangatlah penting karena mereka lebih berfikir logis dan menerawang jauh kedepan bahwa nasib bangsa ini berada pada pundak pemuda-pemudi. Sehingga dengan adanya pendidikan pancasila diharapkan mampu memahami persoalan yang ada dan memikirkan langkah yang seharusnya dilakukan sebagai respon untuk mengatasi masalah tersebut. Tidak seharusnya pemuda-pemudi membuang muka ketika dihadapkan dengan realitas persoalan kehidupan Negara yang begitu kompleks. Selain itu dengan adanya pendidikan pancasila dapat menanamkan nilai-nilai moral agar mereka dapat berperilaku dengan baik. Apa gunanya ilmu setinggi langit sedangkan moral hanya setinggi semut yang terjadi hanyalah perpecahan dan perselisihan.
Pendidikaan Pancasila dengan segala fenomena yang ada akan menimbulkan berbagai persepsi. Ketika anak ditanya tentang pendidikan pancasila yang pertama kali muncul dari benak mereka adalah hafalan dan pasal-pasal. Hal ini seperti sudah menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang dan sudah dipatenkan.
Ketika di tingkat yang paling rendah yaitu sekolah dasar pendidikan pancasila diajarkan kepada murid dengan system yang monoton yaitu guru menerangkan kepada murid dengan ajaran searah atau komunikasi searah hal ini membuat murid cenderung memasukkan informasi tersebut kedalam telinga kanan dan mengeluarkannya melalui telinga kiri. Pada saat akan ujian-ujian jawaban harus sesuai dengan yang diajarkan dan di buku. Dengan hal ini kecenderungan siswa hanya menghafal tanpa mengerti maksud dari materi yang diajarkan sehingga tidak akan membuat diri siswa berkembang maupun kreatif. Dalam proses seperti ini akan menyebabkan tidak adanya minat dengan mata pelajaran pendikan pancasila. Menyikapi hal tersebut seharusnya pendidik mengajarkan pendidikan pancasila dengan kreatif sebab dunia anak itu adalah dunia bermain sehingga anak akan memiliki kecenderungan yang aktif dan kreatif . maka dengan menyikapi kondisi tersebut seharusnya menyajikan materi dengan keatif dan inovatif.
Pada tingkat SMP tidak jauh berbeda dengan ketika duduk dibangku sekolah dasar. Metode yang digunakan jaga masih sama. Sekan akan murid hanya seperti burung beo yang bisanya hanya menghafal setiap materi yang diajarkan tanpa mengetahui maksud isi dari materi tersebut.
Di SMA pendidikan pancasila diajarkan kepada siswa dengan metode yang lebih kreatif. Karena pada usia ini pemikiran siswa sudah lebih dewasa sehingga diharapkan pendidikan pancasila mampu tertanam dalam diri siswa. Pembelajaran yang dilakukan adalah dengan teknik problem solving sehingga dengan hal tersebut dapat melatih kepekaan dan respon cepat dalam mengatasi suatu masalah. Sehingga diharapkan ketika nantinya siswa terjun dalam kehidupan nyata dengan melihat kondisi Negara yang bermasalah maka siswa akan lebih tanggap dan memiliki sikap kepedulian yang tinggi. Metode pengajaran yang pernah diberikan adalah permainan monopoli yang menggambarkan bahwa dalam dunia ini terdapat berbagai Negara yang bermain dalam lintasan monopoli. Beberapa Negara hanya dijadikan permainan yang dimonopoli oleh Negara lain. Sehingga Negara yang tidak bisa mengendalikan Negaranya sendiri maka Negara itu akan kalah dan dan hanya akan dimonopoli oleh Negara lain. Hikmah dari permainan ini adalah bahwa kita sebagai generasi muda harus bisa menjadikan Negara yng cerdas, ulet dan kreatif agar tidak dimonopoli oleh Negara lain.
Metode yang kreatif tersebut juga diberikan ketika duduk dibangku kuliah. Ketika duduk dibangku kuliah dengan sebutan Mahasiswa justru berkebalikan dengan ketika masih menjadi siswa. Mahasiswa sudah harus berfikir lebih jauh dengan kondisi Negara yang semacam ini. Mahasiswa tidak perlu berkoar-koar anti korupsi, namun butuh kesadaran pada diri mereka untuk memulai anti korupsi tersebut dalam diri mereka sendiri. Mereka tidak dituntut untuk menghafal semua materi akan tetapi mereka dituntut untuk mampu mengaplikasikan dalam kehidupan nyata. Dengan demikian bukan apa itu pancasila? Namun Bagaimana seharusnya langkah kita untuk mengaplikasikan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Hal itu merupakan arti pendidikan pancasila yang sesungguhnya. Semua ini didukung oleh dosen yang juga kreatif dan inovatif yang dapat membuat pendidikan Pancasila menjelma menjadi sebuah mata kuliah yang digandrungi oleh Mahasiswa. Dosen yang begitu luar biasa yaitu bapak Alif Lukmanulhakim, M.Phil. Beliau memiliki semangat dan Percaya Diri yang tinggi yang mampu mengontaminasi seluruh mahasiswa. Sehingga ketika mahasiswa mengikuti kelas beliau serasa waktu itu tak terasa berputar terlalu cepat. Karena kita terlalu asyik dengan diskusi. Mahasiswa benar-benar diajak untuk menengok kemasa lalu Sebenarnya apa penyebab persolan yang sedang terjadi dan mendiskusikan solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Beliau mengembangkan metode hadap masalah yang bernuansa tentang kondisi Negara saat ini. Dengan pendidikan pancasila ketika duduk di bangku perkuliahan. Kita menjadi tahu tentang apa yang terjadi sebenarnya terjadi di Negara ini. Kita jadi lebih update.
Dari persoalan-persoalan tentang pendidikan pancasila tersebut, berakar pada penyampaian materi oleh pengajar kepada siswa. Kelihaian pengajar dalam mengajar dapat berpengaruh terhadap minat siswa. Apabila meteri tersebut dikemas dalam suatu bentuk yang unik maka minat pendidikan pancasila akan tinggi seperti halnya ketika duduk dibangkuu kuliah. Hal yang utama juga terletak pada kemampuan dosen untuk menyampaikan materi yang seharusnya mengajak anak untuk terlibat langsung. Bukan saja menjadikan anak sebagai pendengar setia akan tetapi memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif di depan atau di dalam forum. Karena Pendidikan pancasila itu penting jadi untuk pengajar sebaiknya membuat kelas pendidikan pancasila diminati oleh siswa. Pendidikan Pancasila merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk menjadikan Negara ini maju.

MEGA SEPTIANA IKA RAHAYU

NIM                 : 13302241016

PRODI             : PENDIDIKAN FISIKA UNY

Refleksi Perkuliahan Pancasila PBD UNY 2012/DEWI LESTARI – 12205241070/B

Setelah saya mengikuti kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh Bapak Alif Lukmanul Hakim, M.Phil. banyak ilmu yang telah saya dapatkan. Saya jadi mengetahui betapa bobroknya negara tercinta Republik Indonesia. Dalam kuliah Pak Alif banyak hal baru yang saya temukan. Sudut pandang saya tentang Indonesia terutama pemerintahannya, yang dahulu menurut saya, yaa memamg sudah tidak baik pemerintahannya, tetapi ternyata Indonesia lebih bobrok daripada yang saya bayangkan. Saya menjadi agak peduli tentang Indonesia, apalagi ketika mengikuti kuliah Pak Alif sering kali miris melihat kelakuan pemerintah Indonesia.

Mengikuti kuliah Pak Alif menyenangkan, karena setiap pertemuannya selalu berdiskusi tentang hal-hal yang berbeda, sesuai dengan yang dipresentasikan teman-teman. Apa yang dikatakan Pak Alif bahwa kebanyakan guru Pancasila atau Kewarganegaraan, gurunya sudah sepuh. dan benar saja, ketika saya melihat Pak Alif untuk yang pertama kalinya, saya terkejut, kenapa dosennya masih muda, padahal sebelumnya saya sudah membayangkan pasti dosennya sudah sepuh, teringat guru saya waktu SMA. Dan saya juga membayangkan, pasti kuliahnya membosankan, tentang pasal-pasal, UUD, dan lain sebagainya, yang akan membuat mengantuk. Tetapi, ternyata tidak benar, kita memang belajar pasal dan UUD, dengan cara yang menyenangkan.

Acara menonton film, yeng berkaitan dengan pemerintah Indonesia, menyenangkan, ada hal baru yang saya temukan, yang dulunya belum saya ketahui. Lalu, setelah menonton film, disuruh membuat resume, tidak apa-apa untuk yang pertama kalinya. Tetapi, jika terus-terusan, setiap nonton film, pasti disuruh membuat resume, jadi malas untuk menonton film, “tidak membuat resume tidak apa-apa, yang mau mendapat nilai saja silakan membuat resume”, ngendikanipun Pak Alif, laah, sama saja harus membuat, biar dapat nilai. Apalagi, ketika saya pernah tidak masuk di kuliahnya Pak Alif, karena sedang sakit. Pada hari saya tidak masuk, sebenarnya saya harus mengumpulkan tugas resume, dan ketika itu, pas saya tidak masuk di kuliahnya Pak Alif menonton film lagi, dan disuruh buat resume lagi. Jadi, pada hari Rabu selanjutnya, ketika saya sudah masuk kuliah, pagi-pagi saya harus membuat dua resume. Film yang pertama saya sudah lupa jalan ceritanya, dan yang kedua saya tidak menonton, dan saya harus membuat dua resume sekaligus, yang satu sudah lupa, yang satu tidak tahu. Alhamdulillahnya, resume tetap jadi, dengan film yang kedua ceritanya bertanya-tanya pada teman, akhirnya saya bisa mengumpulkan dua-duanya, saya kerjakan sebisa saya, dan hanya menghasilkan satu lembar saja. Tidak apa-apa, semoga biarpun satu lembar tetap mandapat nilai yang bagus, amiin. Alhamdulillahnya lagi, di akhir-akhir kuliah Pak Alif, juga menonton film lagi, untungnya tidak disuruh membuat resume. Karena Pak Alif tahu, kalau disuruh membuat resume pasti sudah tidak mau. Iyaa Pak, menonton film tetntang pemerintahan Indonesia, yang membuat miris dan sedih melihat anak-anak Indonesia yang menderita, itu sangat mengasyikkan. Kemudian disuruh membuat resume, tidak apa-apa, tetapi jangan setiap kali menonton film, harus membuat resume, jadi malas jika menonton film, karena pasti disuruh membuat resume. Padahal kan film yang diputarkan Pak Alif selalu bagus, pengetahuan baru, yang membuat saya, awalnya tidak begitu peduli dengan Indonesia, sekarang menjadi agak peduli, bertambah sedikit.

Ada lagi pemberian tugas selain membuat resume, yaitu mengomentari artikel di blognya Pak Alif. Buat saya, pemberian tugas seperti itu, baru dikuliahnya Pak Alif, dosen lain belum pernah, bahkan waktu SMA saja, saya juga belum pernah dikasih tugas seperti itu. Untuk tugas yang pertama menyenangkan, karena baru pertama kali, meskipun agak bingung mau bekomentar apa. Untuk yang kedua, yang merupakan tugas karena Pak Alif tidak bisa mengajar, sepertinya waktu itu karena ada acara di FBS, lalu dikasih tugas mengomentrai blog lagi. Tapi yang satu ini, artikelnya panjang sekali, berlembar-lembar, sudah malas membacanya, apalagi disuruh berkomantar, tetapi tetap saya kerjakan. Jika mengingat tugas-tugas yang diberikan Pak Alif, membuat resume, berkomentar di blog, tugas kelompok, mungkin dulu kesusahan saat mengerjakan, tetapi jika diingat-ingat kembali saat ini hal tersebut menjadi menyenangkan.

Saat pertama kali diajar oleh Pak Alif, sebenarnya saya agak takut, karena waktu itu pada ditanya Pancasila itu apa, saya tidak begitu memahami tentang makna dari Pancasila, dan jujur saja sebenarnya saya tidak begitu mengerti tentang pemerintahan Indonesia. Yang saya takutkan adalah, ketika nanti saya mendapat pertanyaan dari Pak Alif kemudian saya tidak bisa menjawab, karena tidak mengerti, maka saya harus berusaha keras dalam kuliah Pancasia nanti. Tetapi tidak seperti yang saya bayangkan, kalau kelasnya Pak Alif akan menakutkan, ternyata setiap pertemuan diadakan presentasi kemudian dilanjutkan diskusi yang mana bisa mengeluarkan pendapat secara bebas dan itu lebih menyenangkan. Untuk sekarang ini, setelah mengikuti kuliah Pak Alif saya menjadi agak mengerti tentang pemerintahan Indonesia, apalagi disaat jam kuliah

Pancasila, itu membuat sadar, betapa seharusnya kita menjadi orang yang berguna untuk bangsa Indonesia, meskipun dari hal yang terkecil, supaya rakyat tidak menderita, dan bangsa Indonesia menjadi negara yang maju. Semoga kesadaran saya tidak hanya ketika dalam kuliah Pancasila, setelah selesai kuliah Pancasila pun saya harus tetap sadar akan bangsa Indonesia.

Di kelasnya Pak Alif, kita dapat mengeluarkan pendapat kita tentang Indonesia, dan juga Pak Alif sering mencontohkan perilaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Bagaimana jika kita mengetahui ada kesalahan dalam pembuatan SIM, perpanjang STNK, atau apa, Pak Alif sendiri mencontohkan hal itu, tidak hanya berbicara saja, tetapi kenyataan. Menurut saya hal tersebut sangat baik, karena guru, digugu dan ditiru, dan Pak Alif juga sering mengatakan untuk mencontoh dirinya, jika tahu ada kesalahan dalam pelayanan umum, kita jangan diam saja, kita mempunyai Undang-Undang yang telah diatur di dalamnya, dan jika pergi kemana-mana sebaiknya kita membawa buku pasal-pasal, itu lebih baik. Semoga saja saya dapat menerapkan ketika melihat ada kesalahan dalam pelayanan umum, seperti mbak Husna juga yang sudah menerapkannya.
Tidak banyak dosen yang seperti Pak Alif, yang bisa hafal nama satu kelas dan juga mengenalnya (orangnya yang mana). Dari semester satu belum ada dosen yang bisa mengenali muridnya satu kelas dan tahu namanya, kebanyakan hanya beberapa yang tahu namanya. Tetapi untuk Pak Alif, beliau tahu nama dan orangnya yang mana, sangat mnyenangkan jika dosen itu mengenal muridnya, jadi seperti lebih dekat, tidak ada jarak antara murid dan dosen. Saya juga senang kepada Pak Alif, karena terkadang Pak Alif itu lucu, disaat beliau mengajar kadang-kadang diselingi humor, menjadikan tidak mengantuk.

Pak Alif, dosen yang tepat waktu jika masuk kelas, dan juga dosen yang jarang kosong. Sebelum kuliah Pancasila kan ada kuliah Bahasa Inggris, ketika Bahasa Inggris itu sering kali keluar kelas lebih dari jam yang seharusnya. Kemudian disusul kuliah Pancasila yang selalu tepat jam masuknya, jadi tidak ada waktu untuk istirahat, apalagi untuk sarapan. Nah, itu juga hebatnya Pak Alif, beliau adalah dosen yang kalau masuk kelas itu tepat waktu, kalau molor pun hanya sedikit dan juga jarang kosong, kok bisa yaaa…

Pak Alif itu, menurut saya sangat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sebagai dosen. Pada waktu itu, ketika kosong untuk pertama kali kuliah Pancasila, kalau tidak salah Pak Alif memberikan tugas berkomentar di blognya, lalu ketika ada acara di FBS, sehingga Pak Alif hanya bisa masuk sebentar di kelas, beliau juga memberikan tugas untuk berkomentar lagi di blognya. Ketika kosong dan hanya bisa masuk sebentar di kelas, Pak Alif itu seakan-akan, beliau harus bertanggung jawab terhadap kekosongannya, jangan sampai muridnya tidak mendapatkan pelajaran apa-apa dari kekosongannya, sehingga selalu diberi tugas. Dan ketika masuk kuliah lagi, Pak Alif meminta maaf dengan tulusnya, karena kosong tidak bisa mengajar dan murid serasa dirugikan atas kekosongannya. Seakan-akan benar-benar bersalah karena kosong, padahal dosen lain pun banyak yang kosong. Itu juga salah satu kehebatan Pak Alif, beliau benar-benar bertanggung jawab. Dan saya juga suka, karena Pak Alif mendukung kalau Bahasa Jawa itu jangan dihilangkan, bagaimana mungkin, salah satu budaya Indonesia malah akan dihilangkan. Andaikan waktu demo kemarin mengajak Pak Alif.

Semoga apa yang telah diajarkan oleh Pak Alif dan yang telah dicontohkan dalam berperilaku, bisa saya tiru dan terapkan di kehidupan sehari-hari. Dan saya juga menjadi lebih mengenal lagi bagaimana sebenarnya pemerintahan Indonesia, yang dulu saya tidak begitu peduli tentang pemerintahan Indonesia, meskipun tahu bahwa pemerintahan Indonesia memang sudah tidak baik, dan sekarang semoga saja rasa peduli saya terhadap bangsa semakin tumbuh, dan kelak semoga saya bisa menjadi salah satu orang yang berguna untuk bangsa Indonesia. Pendidikan Pancasila harus tetap ada dan kalau bisa di sekolah dasarpun juga harus ada, karena penting untuk pembentukan karakter dari dini, untuk menumbuhkan rana cinta pada bangsa dan juga menumbuhkan perilaku yang baik, sehingga ketika para penerus bangsa ini tumbuh dewasa dan menjadi para pemimpin, bisa menjadi pemimpin yang baik, tidak ada KKN, dan kejelekan lainnya. Semoga saja.

Refleksi Perkuliahan Pancasila (PBD UNY/ YONI NOVIANA – 12205241025

Pendidikan pancasila? Ketika mendengar ada mata kuliah itu di semester 2 jurusan PBD ,saya langsung mengernyitkan dahi. Sudah susah-susah masuk ke jurusan bahasa ketemu lagi dengan ilmu filsafat ini. Huh ! Katanya , oh bukan katanya tapi memang menurut pengalaman saya selama di bangku pendidikan dasar 9 tahun + 3 tahun mata pelajaran yang namanya pancasila ataupun kewarganegaraan dimana kita bisa tidur pulas karena gurunya mendongeng tentang asal-usul Negara ini, pendirinya, sejarahnya, hukumnya dan lain-lain,dengan kata lain “membosankan”.

Lihat saja apakah kuliah ini masih sama saja dengan di sekolah?
Kuliah pertama , Pak Alif namanya, dosen pengampu mata kuliah “dongeng” tadi. Lengkapanya Alif Lukmanul Hakim, S.Fil , M. Phil. Bapak yang satu ini belum terlalu tua ,ya kalau di keluarga besarnya baru di panggil “om” lah. Kelihatan serem pertama negliatnya , “wah galak nih” saya nggak biusa membayangkan betapa mata kuliah yang mboseni akan diampu oleh dosen yang galak. Dan ketika pak alif memulai kalimat pertamanya, persepsi buruk saya hilang seketika .hehehe

Kurang lebih seperti stand up comedy lah beliau memulai perkenalan dan dilanjutkan memulai perkuliahan dengan joke-joke yang ringan dan bisa membuat saya dan teman-teman satu kelas tertawa segar, tidak tertidur tentunya. Perkuliahan yang dikira membosankan menjadi semangat kami semua karena pak Alif mampu membuat mata kuliah ini jadi menarik hati kami.

Tanpa dipaksa pak Alif membuat kami menyadari betapa pentingya perkuliahan ini, bukan Cuma perkuliahan semata sih tapi juga bagaimana masalah bangsa ini yang sangat perlu perhatian kita untuk tetap menjaga kehormatan nilai dasar Negara yang telah susah payah dibangun oleh pendiri bangsa ini. Membuat kita sadar bahwa di tengah era yang serba digital dan alienasi merajalela kita harus tetap mengingat sejarah bangsa kita agar tidak terjadi perpecahan di Negara ini.

Pak Alif membukakan mata kita betapa diatas kelayakan hidup yang kita miliki masih banyak permasalah yang menghinggapi bangsa ini dari berbagai sisi kehidupan dan kehidupan yang kita anggap sudah cukup layak ternyata diri pribadi kita dan bangsa ini secara umum masih sangat tertinggal , masih banyak bidang yang harus dibenahi terutama dalam sistem birokrasi kita yang sangat busuk. Baru kali ini mata hati saya terbuka bahwa masalah yang dihadapi bangsa ini bukanlah hanya urusan pemerintah saja, melainkan harus menjadi perhatian kita untuk membenahinya. Hanya ada dua opsi bagi kita sebagai generasi muda yang mendapat kesempatan mengenyam bangku pendidikan tinggi, akan diam saja menjadi penonton keterepurukan bangsa ini atau penjadi penggerak perubahan bangsa ini untuk bangkit dari segala keterpurukan?

SDM di Negara ini sangat banyak , dan tidak sedikit dari mereka yang mendapat pendidikan. Tapi mengapa masalah kualitas masih saja menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa ini. Apa yang salah? padahal kita sudah dijejali dengan berbnagai macam ilmu baik ilmu dasar dan menyeluruh. Banyak investor asing dengan mudahnya mengembangkan perusahaan-perusahaan rakasasa di Indonesia, penduduk kita yang jumlahnya sekitar 270juta jiwa tidak dapat berbuat apa-apa hanya puas menjadi buruh denga gaji yang tidak seberapa. Bukankah ini rumah kita?
Mengapa kita sulit sekali mendapat kehidupan yang layak seperti tamu-tamu kita dari berbagai Negara? Mereka kan cuma tamu, oh mungkin karena bangsa ini paham bahwa “tamu adalah raja” sebuah peribahasa terkenal dari negeri ini. Ya, tamu-tamu kita memang seperti raja yang memperbudak kita dalam jeratan kemiskinan dan membuat kita tidak bisa menolak karena memang tidak ada opsi lain atau memang pemerintah yang seharusnya memberikan pilihan yang lebih baik tidak mampu menyediakannya.

Haruskah saya menyebutakan satu persatu permasalahan bangsa ini yang sangat membutuhkan perhatian kita? Rasanya tidak usah, kan sudah cukup materi yang disampaikan Pak Alif selama kuliah. Jadi apakah kita akan tetap diam atau bergerak tentunya kita sudah bisa menemukan jawabannya setelah kuliah ini.

Pendidikan Pancasila? Setelah kuliah bersama Pak Alif, saya tak lagi memandang sebelah mata masalah ini. Memang hidup akan selalu dihadapkan pada masalah termasuk permasalahan bangsa ini yang dasarnya adalah bagaimana kita dapat mengahargai nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan bagaimana kita dapat membawa bangsa ini menjadi bangsa yang besar karena pancasila.

Kayaknya sudah panjang sekali ya cerita saya ini sampai cerita panjang lebar kemana-mana. Dosen seperti ini memang harus diperbanyak di negeri ini dan kita harus menjadi penerusnya bahkan kalau bisa menjadi pelopor pergerakan kebangkitan nasional jilid baru menuju Indonesia yang lebih baik dalam segala bidang yang sangat menghargai bangsanya dan tetap eksis di dunia yang luas ini.

Sekian yang saya sampaikan , semoga dapat menjadi semangat dan perenungan bagi kita semua sebagai mahasiswa yang menjadi tulang punggung berlangsungya bangsa ini. Dan untuk Pak Alif , terima kasih telah mengajarkan kami banyak hal tentang kehidupan, tentang hubungan kita dengan Allah SWT dan tentang kemanusiaan dengan saudara-saudara kami setanah air. Semoga walaupun dengan berakhirnya perkuliahan ini, jiwa-jiwa patriotisme kami akan tetap membara. Membawa kebaikan bagi bangsa ini untuk Indonesia yang lebih baik dan menjadi yang terbaik. 