Filsafat Perustakaan Penting Bagi Sarjana Ilmu Perpustakaan

Kegelisahan atau bahkan kegalauan, saat ini, sedang menghinggapi para sarjana ilmu perpustakaan. Betapa tidak. Kondisi aktual yang ada menunjukkan ilmu perpustakaan hanya dipersepsikan sebagai mengelola buku an sich (belaka). Seharusnya, lebih dari itu, ilmu perpustakaan adalah sebuah upaya dan langkah kongkrit tentang mengelola informasi — terkait literatur dan interkoneksitas antar literatur — untuk kemudian diinfokan kembali dengan baik.

Fase pengelolaan buku, menjadi awal dari segala derap keilmuan ini melangkah. Ia — perpustakaan — memfilter informasi, menggunakan sistem informasi dan teknologi serta selanjutnya menyajikannya ibarat sebuah hidangan makanan yang hendak disantap. Informasi yang (ter)(di)saji(kan) harus valid dan terintegrasi. Karena keilmuan ini pun pada dasarnya mampu menjadikan lulusannya relevan untuk masuk ke berbagai bidang pekerjaan, yakni dengan kemampuan mereka menerapkan pengelolaan informasi tersebut. Bahkan ilmu ini dapat diterapkan pada segala aspek manajerial, karena sifatnya yang memilah, menempatkan, dan mengelola sesuatu secara teratur dan berlanjut.

Oleh karena itu perlu adanya sebuah kajian mendasar yang akan memberikan pondasi aplikasi tindakan yang baik dan sesuai dengan kode etik profesi. Itulah yang menjadikan pentingnya keilmuan ini memiliki satu mata kuliah berbasis pemahaman dan point of view (sudut pandang) filosofis, dengan kata lain perlu ada mata kuliah “FILSAFAT PERPUSTAKAAN”. Mata kuliah ini berguna untuk mencetak lulusan ilmu perpustakaan yang teguh pada ilmunya sejak awal serta mampu memiliki komitmen moral bagi terbangunnya sebuah sinergitas keilmuan dalam skala luas dan interkoneksitas ilmu. Memberikan pondasi pemahaman Mengapa dan apa alasan mendasar pentingnya ilmu ini, darimana dan seperti apa sistem pengelolaan keilmuannya, serta untuk apa manfaatnya. Semua ilmu, apapun itu, butuh tempat atau ruang untuk menyimpan, dan sirkulasi literatur yang baik bukan? Disinilah ilmu perpustakaan dan sarjananya terasa penting kehadirannya di tengah-tengah kita sang penikmat ilmu dan literaturnya.